Monday, January 4, 2016

Kritikan itu membangun??

Sumber: http://www.monikahoyt.com
Beberapa teman saya mengatakan bahwa kritikan itu membangun. Kurang lebih saya mendengar seperti “sebenernya kritikan itu baik, tinggal bagamana kitanya aja menyikapinya”, “saya maksud ngomong kaya gini tuh untuk mengkritik  kamu, supaya baik buat kamu yang nanti ujung-ujungnya baik buat kita juga”. Sepertinya kita sering mendengar kritikan dalam perkumpulan, interaksi antara teman, saudara keluarga dll. Namun hal tersebut menjadikan suasana memanas. Kalau benar kritikan itu baik, mengapa tak jarang suasana “panas” terjadi ketika mengkritik?


Kritikan biasanya terjadi  dalam organisasi, mengembangkan sebuah produk,  dalam pekerjaan, lingkup pendidikan formal dan kehidupan sehari-hari lainnya. Setidaknya itulah yang biasa penulis ketahui. Dalam SPAFF (The Specific Affect Coding System) oleh James A. Coan dan John M. Gottman, kritik berfungsi menyerang karakter seseorang atau kepribadian seseorang yang bermaksud untuk tidak menghina atau mengganggu. Kritik tidak memilki nilai negatif atau postif, namun kritik termasuk dalam SPAFF seperti pada table dibawah ini. Lalu mengapa tak jarang terjadi suasana yang kurang nyaman ketika seseorang mengkritik?
sumber gambar: The Specific Affect Coding System (SPAFF) James A. Coan dan John M. Gottman, oleh

Kalimat yang sering muncul ketika mengkritik kurang lebih seperti, “kamu harusnya periksa lagi kembaliannya, masa ngitung gitu aja gabisa”. Mengapa tidak “kembaliannya kurang, coba pergi ketoko tadi terus bilang kembaliannya kurang, lain kali periksa lagi kembaliannya”.
Lagi, “laporan yang kamu bikin jelek. Buat lagi yang baru!”. Mengapa tidak “dibeberapa bagian laporan sudah baik, hanya saja dibagian ini kurang baik, perbaiki dan buatlah yang lebih baik!”.
Lagi, “Sebagai pemimpin tuh kamu harus bisa mengorganisir anggotanya, ini berantakan!”. Mengapa tidak “kita butuh proses untuk menjadi pemimpin yang baik, saya melihat kita kurang terorganisir dengan baik, sebaiknya pemimpin kita lebih memerhatikan kepentingan organisasi”.
Penyampai pesan bermaksud baik dengan mengkritik, sehingga dapat menjadikan bahan evaluasi untuk kedepannya. Maksud baik tersebut, sebaiknya menggunakan framing yang sesuai untuk penerima pesan.
Sebaiknya hindari You-statements dalam kritik seperti “kamu harus..”, “kamu selalu..”, “kamu pasti..”. terdengar seperti memberikan label kepada mereka bahwa mereka seperti itu. Kita men- judge mereka seolah-olah mereka memang seperti itu padahal yang lebih penting adalah mengapa mereka bisa seperti itu.  Dalam komunikasi, ini disebut assuming inflexibility yaitu salah satu dari 5 judgementdan labeling yang biasa dilakukan banyak orang.

Cobalah untuk menggunakan I-statements dalam kritik seperti “saya rasa..”, “saya lihat..”, “kalo saya mah lebih suka..”. hal ini lebih memberikan data kepada pendengar bahwa si penyampai pesan itu adalah “seperti itu”. seolah-olah penyampai pesan melabelkan dirinya sendiri bahwa mereka adalah “seperti itu” sehingga tidak ada beban yang ditekankan kepada penerima pesan.

“Jangan make baju yang itu, itu jelek, kamu mah suka nggk bisa milih baju yang pas”. Hal ini melabelkan kepada pendengar bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan pakaian yang sesuai, penerima pesan tertekan dan kemungkinan yang terjadi adalah marah, sedih, atau menghindar. Mengapa tidak “ko saya ngerasa kamu nggk cocok make baju yang itu, coba make baju yang lain!” ini lebih ditujukan untuk si penyampai pesan yang kurang suka melihat penerima pesan menggunakan baju itu. Sehingga sedikit tekanan atau bahkan tidak ada tekanan sama sekali yang dibebankan oleh pendengar.

kedua maksud kalimat tersebut adalah sama, yaitu ingin si penerima pesan terlihat lebih baik dari pakaian yang dikenakannya. Maksud yang sama jika framing atau penyampaiannya berbeda, hasilnya pun berbeda. Maksud kritikan yang baik, namun framing yang digunakan tidak sesuai akan menyebabkan miscommunication.

Penulis sangat bersyukur jika post ini bermanfaat. Jika dirasa bermanfaat dan menarik, sebarkan kepada orang-orang yang kamu cintai untuk terus belajar memahami hidup lebih baik.
Terimakasih :)

Opini terkait dengan "Kritikan itu Membangun??"
>> Lidah Dapat Memacu Kontak Fisik

Tingkatkan kualitas hidupmu dengan mengetahui opini lainnya disini.

Referensi:          
Chua, Celestine. _____ . “9 Reasons Why Criticism Rocks (and Some of the Worst Comments I’ve Ever Received in Running my Blog)”. http://personalexcellence.co/blog/why-criticism-is-good/. Diakses: 1 Januari 2016
Kahneman, Daniel.______ . “Thinking Fast and Slow”. http://vk.com/doc23267904_175119602. Diakses: 6 Juli 2015
Gottman, J. M., Coan, J. 2006. "The Specific Affect Coding System (SPAFF)". Diakses: 28 Juli 2015

No comments:

Sebarkan untuk dunia yang lebih baik